Jenazah Membusuk Di RS, Satgas Covid Sulsel : Butuh Kerjasama Pemkot, Kami Kewalahan
JEJAKHITAM.COM (MAKASSAR) – Lambannya proses penjemputan jenazah pasien Covid-19 oleh Satgas Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan, dikeluhkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar dr. Ardin Sani mengungkapkan, lambannya proses penjemputan jenazah oleh Satgas Covid-19 Sulsel, mengakibatkan jenazah sampai membusuk karena telah tertahan selama 24 jam di Rumah Sakit.
“1 (satu) jenazah yang meninggal di RS Daya pada Senin (26/07/2021) kemarin. Saat kami melakukan pemulasaraan jenazah, kami sudah melapor ke Satgas Provinsi Sulsel. Namun jenazah baru dijemput Satgas Covid-19 Sulsel pada Selasa (27/07/2021) pukul 01.00 Wita. Itu kan sudah 24 jam di pemulasaran, akhirnya mayat mengeluarkan bau busuk,” kata Ardin Sani saat di konfirmasi, Selasa (27/07/2021).
“Kami pihak RS berharap, supaya ketika sudah dilakukan pemulasaraan, agar segera dilakukan penjemputan untuk di kebumikan,” tambahnya.
Dirinya menjelaskan, pada Sabtu 24 Juli 2021 lalu, ada 3 (tiga) jenazah yang ditangani. 2 (dua) diantaranya orang yang meninggal saat isolasi mandiri di rumahnya. Pihak RS Daya kemudian diberi tanggung jawab untuk melakukan pemulasaraan jenazah.
“Seharusnya setelah melewati proses pemulasaraan, jenazah segera dijemput untuk dimakamkan. Namun sayang, jenazah baru dijemput pada Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita,” ungkapnya.
“Kami menghubungi beberapa media center Satgas Covid, namun kita disuruh bersabar. Alasannya mereka sangat sibuk. Jenazah yang di RS Daya masuk dalam antrean 32 dari 52 jenazah yang ditangani,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Koordinator Posko Satgas Covid-19 Provinsi Sulsel, dr. Arman Bausat mengatakan, tim Satgas Covid-19 Provinsi kewalahan karena harus melayani 7 (tujuh) Rumah Sakit milik Pemprov Sulsel, ditambah rumah sakit swasta yang ada di Makassar.
Oleh karena itu, tentu saja butuh support atau dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Paling tidak, khusus untuk Rumah Sakit yang berada dibawah naungan Pemkot, salah satunya RSUD Daya Makassar.
Karena menurutnya, peran Satgas Provinsi Sulsel sebenarnya sifatnya hanya membantu bila diperlukan. Tetapi kenyataannya selama ini, justru satgas Provinsi lah yang menjalani peran utama, tanpa ada support dari Pemerintah Kota Makassar.
“Kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Tapi dengan meningkatnya kasus kematian belakangan ini, tentu kami butuh dukungan dari Pemkot Makassar. Apalagi kan sudah dikoordinasikan sebelumnya,” ujar Arman saat di konfirmasi.
Diakuinya, bahwa sebelumnya pihaknya telah melakukan koordinasi langsung dengan Walikota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, agar membantu proses pemulasaran jenazah pasien Covid-19. Dan itu disetujui dengan menyiapkan 3 (tiga) ambulans jenazah.
“Sebelumnya saya sudah berkoordinasi dengan pak Wali. Pemkot menyediakan 3 (tiga) mobil ambulans jenazah, khusus untuk mengantar jenazah dari RS milik Pemerintah Kota, dan mengantar jenazah warga Kota Makassar yang meninggal di rumah,” jelasnya.
Ia menjelaskan tingkat kematian akibat Covid-19 belakang ini cukup tinggi. Bahkan pada hari Sabtu, 24 Juli 2021 lalu, ada 21 kasus kematian yang harus diurus oleh tim Satgas Covid Provinsi.
“Hari Sabtu itu ada 21 kasus kematian. 1 (satu) jenazah itu butuh waktu sekitar 2 (dua) jam. Dan hari ini, kami mengurus 9 (sembilan) kematian,” beber Arman. (Budhy)