www.jejakhitam.com
Tajam Mengungkap Peristiwa

Sertifikat Ganda, GP-Ansor Bersama Warga Desa Waiburak Kecam BPN Flores Timur

JEJAKHITAM.COM (FLORES TIMUR, NTT) – Kasus dugaan perampasan lahan yang terjadi di Desa Waiburak, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diduga di lakukan oleh pihak TNI, membuat warga Desa Waibarak geram.

Pasalnya, warga menduga ada upaya jahat dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur yang sengaja ingin membenturkan warga Desa dengan pihak TNI.

Hal tersebut di tanggapi langsung oleh Ketua Umum GP-Ansor Flores Timur, Abdurrahim D. Balen.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sengaja melakukan pembiaran agar tercipta konflik antara warga Desa Waiburak dengan TNI.

“Sertifikat kepemilikan lahan atas nama TNI itu baru terbit di tahun 2019, sementara sebelumnya sudah ada sertifikat hak milik warga Desa yang terbit di tahun 2015. Berarti kan ganda sertifikatnya. Jadi wajar kami bersama warga Desa menuding bahwa ada upaya jahat dari BPN untuk membenturkan kami dengan TNI,” ucap Balen kepada JejakHitam.Com, melalui via telepon, Senin (16/08/2021).

Mantan Ketua Umum PMII Cabang Makassar ini mengungkapkan, bahwa hal itu terjadi karena kesewenang-wenangan pihak BPN Kabupaten Flores Timur dalam melakukan penerbitan sertifikat.

“Ini bentuk kesewenang-wenangan BPN. Kenapa demikian, karena proses pengukuran dilakukan secara sepihak, hanya pihak BPN dan TNI, tanpa melibatkan warga pemilik tanah. BPN telah melanggar prosedur. Kuat dugaan adanya pembiaran yang dilakukan oleh Pemerintah hingga terjadinya dugaan perampasan tanah milik warga di Pulau Adonara ini,” jelas Balen.

Selain dugaan perampasan lahan, warga juga melayangkan protes akan adanya papan bicara yang terpasang di lokasi tersebut, yang menyulitkan warga untuk membangun kembali rumahnya yang hancur dan hilang pasca banjir bandang beberapa bulan lalu.

“Kami bersama warga akan terus memperjuangkan apa yang menjadi hak kami, warga Desa Waiburak Flores Timur. Dan kepada Pemerintah Kabupaten, jangan benturkan kami dengan TNI, karena rakyat dan TNI adalah satu,” tutup Balen. (Budhy)