Desak Kapolda Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Kadernya, PMII Sulsel Geruduk Mapolda
JEJAKHITAM.COM (MAKASSAR) – Puluhan massa aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) se-Sulawesi Selatan, hari ini menggelar aksi unjukrasa di depan Mapolda Sulsel, yang berada Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, Kamis (24/06/2021) sore, sekitar pukul 15.20 Wita.
Aksi tersebut adalah aksi lanjutan, terkait penganiayaan yang diduga di lakukan oleh oknum Bupati Bulukumba bersama anggotanya (oknum ASN dan Satpol PP), serta kasus kekerasan terhadap massa PMII yang terjadi di Kabupaten Sinjai yang diduga dilakukan oleh salah satu oknum Kepala Desa, saat PMII menggelar aksi unjukrasa beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sulawesi Selatan (PKC PMII SULSEL) Muhtar Mursalim, saat ditemui JejakHitam.Com mengatakan, ini adalah aksi lanjutan, yang dimana kami menuntut pihak Kepolisian dalam hal ini Kapolda Sulsel, untuk segera memberikan instruksi kepada Kapolres Bulukumba dan Kapolres Sinjai, untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap kader PMII.
“Kami minta Kapolda Sulsel untuk segera mengambil langkah tegas, memberikan instruksi kepada Kapolres Bulukumba dan Sinjai untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan yang dialami kader kami di daerah. Karen jangan sampai kesannya hukum tumpul keatas, tajam kebawah,” ucap Muhtar kepada JejakHitam.Com.
Sempat terjadi kericuhan antara pengunjukrasa dengan pihak Kepolisian pada saat aksi baru saja dimulai.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Sulfikar Asyraf, dalam orasinya mengatakan, “Aksi kami adalah aksi damai, terstruktur dan terkonsolidasi. Jadi kami harap pihak Kepolisian jangan mengintervensi aksi kami,” ucap Sulfikar.
Ketua Umum PMII Cabang Bulukumba Andi Chaidir Alif, saat menyampaikan orasinya menjelaskan, kami hadir disini (Polda Sulsel) karena kami kecewa dengan sikap pihak Polres Bulukumba dan Polres Sinjai yang terkesan mendiamkan kasus ini.
“Kami datang kesini ingin mengadu ke Pak Kapolda sebagai orang tua kami. Karena sampai detik ini, belum ada kejelasan dari kasus yang menimpa kader kami. Parahnya lagi, kasus yang kami laporkan ke Polres Bulukumba itu ada 2 (dua), tapi kenapa hanya 1 (satu) yang di tindak lanjuti,” jelas Chaidir.
Kepada JejakHitam.Com Andi Chaidir mengungkapkan, bahwa sikap arogan yang di perlihatkan oleh Bupati Bulukumba dan oknum Kades di Sinjai, tidaklah mencerminkan sikap sebagai seorang pemimpin, yang dimana seharusnya mereka itu mengayomi dan melindungi masyarakatnya.
“Sikap arogan yang di perlihatkan Bupati Bulukumba dan oknum Kades di Sinjai adalah bukti nyata bahwa itu aksi premanisme yang sebenarnya,” ujar Chaidir.
Antelop, perwakilan dari PMII Cabang Pare-Pare saat menyampaikan orasinya sempat di halang-halangi oleh pihak keamanan yang berada di sekitar lokasi, karena ia meminta Kapolda untuk segera menemui massa aksi yang sedari tadi menunggu kehadiran Kapolda.
Tampak para pengunjukrasa bersitegang dan saling dorong, bahkan sempat terjadi kejar-kejaran sampai kejalan karena pada saat massa aksi beradu argumen dengan salah satu pihak keamanan yang mencoba memfasilitasi dan mengajak perwakilan dari PMII untuk masuk kedalam untuk menyampaikan aspirasinya, namun massa PMII menolak.
Adapun tuntutan dari massa PMII Sulsel yang tertuang dalam surat pernyataan sikap “Usut tuntas provokator dan dugaan premanisme serta penganiayaan terhadap Kader PMII Bulukumba dan Sinjai :
1. Meminta pihak Kepolisian menindak tegas segala tindakan yang sifatnya premanisme dan merugikan masyarakat.
2. Meminta dan mendesak Kapolda Sulsel untuk menangkap pelaku provokator peserta aksi hingga berujung kericuhan pada saat aksi di tanggal 14 Juni 2021.
3. Meminta Kapolda Sulsel untuk segera mengusut pelaku penganiayaan di depan kantor Bupati Bulukumba.
4. Meminta dan mendesak Kapolda Sulsel untuk serius menangani kasus penganiayaan yang di lakukan oleh Oknum ASN dan Satpol PP terhadap kader PMII Bulukumba dan Sinjai, jika tidak mampu menangani kasus tersebut, maka sebaiknya Kapolda Sulsel mundur saja dari jabatannya.
Sebelum membubarkan diri, Sulfikar selaku Korlap aksi kembali mengingatkan, bahwa kasus ini harus segera di tuntaskan. Kapolda harus segera megeluarkan instruksi agar kasus ini ada kejelasan.
“Kapolda harus segera mengeluarkan instruksi demi kejelasan kasus ini. Apabila Kapolda bungkam, itu berarti beliau pro dengan aksi premanisme. Dan apabila hal itu terjadi, yakin dan percaya PMII akan turun dengan jumlah massa yang jauh lebih besar lagi,” tutup Sulfikar.
Sebelum bubar, Ketua PKC PMII Sulsel menyerahkan bukti surat laporan yang telah di masukkan ke Polres Bulukumba, dan diterima langsung oleh Kasiaga SPKT Polda Sulsel, Kompol Hakim Sode, yang di dampingi pihak Dit Intelkam, yang selanjutnya akan diteruskan ke Kapolda.
Informasi, massa aksi yang berjumlah sekitar 50-an orang itu, terdiri dari beberapa Cabang PMII yang ada di Sulawesi Selatan. Diantaranya yang sempat hadir yakni PMII Cabang Makassar, Bulukumba, Sinjai, Pangkep, Pare-Pare, dan Enrekang. (Budhy)