www.jejakhitam.com
Tajam Mengungkap Peristiwa

Mahasiswanya Ditolak Bupati Polman, Rektor UNM Kirim Delegasi KKN kebangsaan Ke Jambi

JEJAKHITAM.COM (MAKASSAR) – Sebanyak 52 (lima puluh dua) orang Mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Universitas Negeri Makassar (UNM), diduga ditolak oleh Bupati Polewali Mandar H. Andi Ibrahim Masdar, untuk melaksanakan kegiatan KKN di wilayahnya.

Kabar itu disampaikan langsung oleh Bupati Polman melalui surat tertulis yang dikirim ke Satgas KKN UNM.

Salah seorang Mahasiswa peserta KKN Tematik Muhammad Iksan, saat di konfirmasi mengaku kaget dengan adanya informasi tersebut. Padahal ia dan teman-temannya itu sudah berada di lokasi KKN sejak 15 Juli lalu.

“Sudah sepekan kami disini, dan Alhamdulillah kami diterima baik sama Pak Camat dan Pak Desa. Bahkan kami sudah seminar program kerja. Tapi tiba-tiba kami mendengar informasi bahwa ada penolakan bagi Mahasiswa KKN asal UNM yang dikeluarkan oleh pak Bupati,” ucap Iksan kepada media, Rabu (21/07/2021) malam.

Menurutnya, harusnya penolakan itu dikeluarkan oleh Bupati sebelum Mahasiswa berada di lokasi, dan jangan ada kesan pilih kasih atau di beda-bedakan.

“Harusnya, sebelum kami berada di lokasi, surat penundaan atau penolakan itu sudah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Polman dan disampaikan segera ke pihak kampus. Terus, kenapa Mahasiswa KKN Unhas diterima, sementara kami ditolak. Kalau seperti ini, kan terkesan ada tendensi politik,” pungkas Iksan.

Iksan menambahkan, semua Mahasiswa peserta KKN Tematik UNM yang terbagi di 2 (dua) Kecamatan, yakni di Desa Rea Kecamatan Binuang sebanyak 19 (sembilan belas) orang dan di Kecamatan Tinambung sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang, itu semua telah mengikuti syarat protokol kesehatan karena kami akan mengabdi di tengah masyarakat dalam situasi pandemi covid-19. Bahkan, kami sudah menjalani vaksinasi.

“Dengan adanya penundaan yang mungkin lebih tepat dikatakan penolakan secara halus oleh Bupati, dampaknya itu bisa saja bantuan dana DAU dan DAK untuk Polman akan di evaluasi. Dan itu akan berakibat pada semakin tertinggalnya daerah ini. Sebab, hanya Polman yang menolak program Pemerintah Pusat yang ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya lagi.

Dikonfirmasi, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, DR. Aco Musaddad, HM spontan menanggapi hal tersebut.

Menurutnya, peserta KKN UNM bukan ditolak tetapi ditunda. Ia menjelaskan, bahwa penundaan tersebut dengan alasan pertimbangan situasi Covid-19 di Polewali Mandar yang semakin meningkat.

“Ini bukan penolakan tetapi penundaan. Alasan kami menunda karena situasi Covid-19 di Polewali Mandar semakin meningkat saat itu. Saya kira pemberitaan itu terlalu berlebihan,” ungkap Aco, dikutip dari TribunSulbar.com.

Ia menambahkan, bahwa pihak Pemerintah Daerah juga kaget karena belum ada balasan surat dari Pemda tentang diterima atau tidaknya Mahasiswa KKN UNM ini, yang ternyata sudah sepekan di lapangan melakukan kegiatan.

“Surat dari UNM itu kan per tanggal 12 Juli dan Bupati baru terima di tanggal 19, dimana saat itu kasus Covid-19 sedang meningkat di Polman. Setelah Pak Bupati terima suratnya, langsung dibalas untuk ditunda dulu. Berbeda dengan Mahasiswa KKN Unhas. Mereka diterima sejak 23 Juni, saat kasus Covid-19 di Polman sudah rendah,” jelas Aco.

Dengan adanya klarifikasi ini, DR. Aco Musaddad berharap agar bisa di fahami isi surat dari Bupati Polman tersebut.

“Tidak ada pertimbangan lain kecuali untuk kebaikan bersama. Kita sadari bahwa adanya KKN di daerah kita itu sangat baik namun karena pertimbangan situasi covid-19 sehingga ada penundaan,” harapnya.

“Jika situasinya sudah mulai membaik, tentu kami akan terima dengan tangan terbuka,” tutup Aco.

Terpisah, pasca penolakan Mahasiswa KKN nya di Kabupaten Polewali Mandar, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Dr. Husain Syam, MTP. IPU, justru melepas secara simbolik Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan yang akan ditempatkan di Provinsi Jambi.

Pelepasan Mahasiswa KKN Kebangsaan itu digelar di gedung Phinisi UNM Gunung Sari, Jalan AP. Pettarani, Kamis (22/07/2021).

KKN Kebangsaan yang merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dengan melibatkan semua perguruan tinggi negeri di tanah air.

Kali ini, sebanyak 5 (lima) orang Mahasiswa UNM menjadi delegasi dan akan mengikuti KKN bersama 82 (delapan puluh dua) Universitas lainnya se Indonesia yang tergabung dalam program KKN kebangsaan.

Kelima Mahasiswa tersebut terpilih setelah mengikuti proses seleksi yang ketat. Dimana setiap perguruan tinggi mengusulkan sebanyak-banyaknya lima orang peserta terbaik sebagai calon peserta.

Pada kesempatan itu, Rektor UNM Prof. Dr. Husain Syam, MTP, IPU mengatakan, UNM sebagai perguruan tinggi yang berstatus sebagai perguruan tinggi unggul, akan selalu berpartisipasi dalam tiap kegiatan.

“Kita selalu mengikut sertakan anak-anak kita pada setiap momen dan perhelatan, karena kita kampus unggul. Sehingga disetiap ajang kita harus mampu untuk ikut serta,” ungkap Rektor UNM yang juga merupakan Dewan pembina IKA PMII Sulsel.

Lanjut, dirinya berpesan agar para Mahasiswa mampu nenujukkan keprcayaan dirinya dan mampu menujukkan ide-ide cemerlang sehingga mampu adaptif dan berakselerasi dengan pembangunan didaerah tersebut.

“Percaya dirilah bahwa anda menjadi bagian dari mereka. Berilah warna, jangan malu bergaul sehingga ide-ide cemerlang yang kita yang kita punya bisa tersampaikan. Bangun kepercayaan diri bahwa kita berasal dari kampus unggul. Semoga mampu memberi manfaat bagi program Pemerintah sehingga bisa mengakselerasi pembangunan daerah kedepannya,” harapnya. (Budhy)