Randis Bupati Jadi Sorotan, KMM Geruduk Kantor DPRD Enrekang
JEJAKHITAM.COM (ENREKANG) – Puluhan aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menggugat (KMM), menggelar aksi unjukrasa di depan pelataran kantor DPRD Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jum’at (10/09/2021) siang, sekitar pukul 13.45 Wita.
Adapun yang menjadi grand isu dari KMM ini adalah mendesak kendaraan dinas (Randis) Bupati Enrekang agar segera dikembalikan, serta copot Kabag Umum dan Ketua DPRD Kabupaten Enrekang.
Selain berorasi secara bergantian, para pendemo juga membentangkan spanduk yang bertuliskan tuntutan dan kecaman, serta membakar ban bekas.
Jendral lapangan aksi Koalisi Masyarakat Menggugat (KMM) Misbah Juang, dalam orasinya mengatakan bahwa, aksi kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya yang dimana kami mendesak agar Bupati Enrekang segera mengembalikan kendaraan dinas miliknya dan mengevaluasi perangkatnya.
“Kami mendesak agar kendaraan dinas Pak Bupati segera dikembalikan. Serta copot Kabag Umum dan Ketua DPRD,” ucap Misbah.
Sempat terjadi saling dorong antara massa aksi dengan pihak keamanan, lantaran pengunjukrasa kecewa Ketua DPRD Kabupaten Enrekang tidak keluar menemui pendemo. Hal itu tampak dalam video yang diunggah oleh kru pewarta timeberita.com.
“Kami kecewa dengan sikap Ketua DPRD, padahal beliau ada didalam. Apa salahnya keluar dan mendengarkan aspirasi kami. Sikap Ketua DPRD sama sekali tidak menunjukkan sikap sebagai seorang pemimpin,” ujar Misbah.
Kepada JejakHitam.Com Misbah mengungkapkan, dengan begitu banyaknya persoalan yang ada di Kabupaten Enrekang, seharusnya Pemerintah lebih fokus dan menjadikan hal tersebut sebagai skala prioritas dalam menyelesaikannya.
Misbah menerangkan, pembelian kendaraan dinas Bupati yang menggunakan kas APBD, akan lebih efektif jika diperuntukkan untuk pemulihan ekonomi, apalagi dimasa pandemi seperti ini.
“Pembelian kendaraan dinas (Randis) Bupati yang bisa dibilang sangat mewah yakni Mercedes Benz type V 260 LWB dan menghabiskan anggaran Rp. 1,6 Miliar, akan lebih bermanfaat jika diperuntukkan untuk pemulihan ekonomi masyarakat, pembayaran gaji tenaga honorer yang belum terbayarkan sampai saat ini, pemenuhan fasilitas kesehatan yang belum memadai, armada sampah dan damkar yang masih kurang, serta masih banyak lagi lainnya,” ungkap Misbah saat dihubungi via selulernya, Jum’at (10/09/2021) malam, sekitar pukul 23.30 Wita.
Ironisnya lagi, kondisi keuangan daerah saat ini sedang krisis. Harusnya, hal itu menjadi pertimbangan Kabag Umum dan para anggota legislatif, agar lebih selektif dalam menggunakan anggaran.
“Secara etika dan moral, mereka mestinya malu dan berfikir untuk mengeluarkan anggaran sebesar itu. Apalagi dengan kondisi pendapatan daerah yang setiap tahunnya hanya dapat memenuhi kebutuhan belanja pegawai,” cecarnya.
Sangat disayangkan Ketua DPRD tidak menjalankan tupoksinya sebagaimana mestinya. Seharusnya Ketua DPRD mengambil sikap tegas untuk mempertimbangkan pembelian mobil randis Bupati yang jelas-jelas banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat.
“Jika anggota DPRD Kabupaten Enrekang tidak secepatnya mengadakan Koordinasi Luar Biasa (KLB) dan mendesak Bupati, maka kami akan kembali dengan jumlah massa yang jauh lebih besar,” tegas Misbah.
Setelah aksi di pelataran gedung DPRD, massa aksi bergeser ke tugu bambu runcing. Sempat kembali terjadi kericuhan dengan aparat Kepolisian, namun hal itu bisa segera diredam.
Adapun yang menjadi tuntutan massa aksi Koalisi Masyarakat Menggugat (KMM) adalah :
1. Mendesak Bupati Enrekang untuk segera mengembalikan kendaraan dinasnya.
2. Copot Kabag Umum Dan Ketua DPRD Kabupaten Enrekang.
3. Mendesak DPRD untuk segera mengagendakan KLB Secepatnya.
4. Meminta Bupati untuk segera mengadakan konferensi pers atas pembelian dan kepemilikan kendaraan dinas (Randis) barunya.
Jelang sore, massa aksi dari Koalisi Masyarakat Menggugat (KMM) membubarkan diri dengan tertib. (Budhy)